Tuesday 13 April 2021

Bayangan Dimasa Lalu Yang Sulit Dihilangkan

Lagi – lagi bayangan itu datang dan menghantui pikiranku, bayangan yang selalu membuat hatiku kesal lalu marah dengan penyebab yang tidak jelas. Bayangan itu adalah kenangan dimasa lalu ku. Sebuah kenangan dimasa lalu yang membuat suasana hati ini menjadi tidak jelas. Otomatis sikap dan keputusan yang akan aku ambil juga akan menjadi tidak jelas.

Pikiranku tertuju pada saat aku dipaksa mengerti sesuatu hal yang sebenarnya sama sekali tidak aku mengerti, Waktu itu aku sedang mengerjakan PR Matematika. Mungkin karena memang aku sama sekali tidak mengerti, orang tuaku menjadi kesal dan marah. Lalu setelah itu mulai membentakku berkali – kali. Hal ini berlangsung hingga larut malam.

Cahaya Senja


Saat itu aku menangis dan menahan rasa ngantuk yang menyerangku. Aku benar – benar masih ingat betapa menderitanya aku saat itu. Dan yang membuat aku kesal dengan kenangan ini bukanlah karena kemarahan dari orang tuaku. Tetapi karena faktanya aku tetap tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang aku kerjakan.

Peristiwa itu membuat aku sadar bahwa aku memang tidak dilahirkan untuk menjadi seseorang yang mampu dibidang akademis. Bahkan hanya untuk mengerjakan soal matematika yang sederhana saja aku tidak mampu. Jelas memang aku bukanlah orang yang bisa dan mampu dibidang akademis. Tetapi orang tuaku tetap memaksaku, walaupun bukti – buktinya sudah banyak.

Penderitaan Yang Berulang

Sebenarnya peristiwa dimana orang tuaku memarahiku saat mengerjakan PR Matematika bukanlah satu – satunya. Hal seperti itu sudah sering aku alami, Jadi menahan perasaan sedih dan ngantuk adalah makananku setiap minggu. Apalagi saat – saat musim ulangan tiba, Aku harus siap untuk tidak menghadapi kemarahan dan bentakkan dari orang tuaku.

Saat Itu Aku Hanya Ingin Bebas


Kenapa hal itu bisa terjadi padaku? Jawabannya jelas, apalagi kalo bukan hasil ulangan yang sangat buruk. Sebenarnya aku sudah berusaha sekeras yang aku bisa, Tetapi entah kenapa hasilnya selalu mengecewakan. Tentu saja hal ini sangat mempengaruhi mental dan pola pikirku di kemudian hari. Belajar sampai tengah malam lalu hasilnya sama seperti orang yang tidak belajar.

Benar – benar kenangan masa lalu yang sangat menjengkelkan. Masa kanak – kanak yang seharusnya diisi dengan bermain, Tetapi masa kecilku diisi dengan mempelajari sesuatu yang sama sekali tidak aku inginkan dan aku mengerti. Ibarat ikan yang dipaksa untuk memanjat pohon, atau monyet yang dipaksa untuk berenang.

Ahli Di Bidang Non Akademis

Jauh dilubuk hatiku yang terdalam ini sebenarnya aku ingin sekali membuat orang tuaku bangga, Tetapi bukan dibidang akademik. Aku bisa berprestasi dibidang lain tetapi entah kenapa orang tuaku seperti tidak memiliki minat untuk mengembangkan hal tersebut. Padahal bukti – buktinya sudah terlihat dengan sangat jelas.

Tetap Berusaha


Dan yang ada dipikiran orang tuaku saat itu adalah “Academic is everythings”. Yap, Akademis adalah segalanya. Saat itu aku termasuk orang yang sangat ahli dibidang olahraga, Buktinya aku bisa mendapatkan nilai tertinggi kedua di kelasku dalam hal salto. Tetapi ketika mendengar hal itu orang tuaku hanya tersenyum tipis setelah itu berlalu begitu saja.

Tetap Berusaha Di Kala Senja

Entah apakah aku bisa memiliki kesempatan untuk berbakti pada orang tuaku atau tidak sama sekali. Terkadang aku juga sedih kenapa aku bisa begitu bodoh dibidang akademis, Dan kenapa orang tuaku terlalu terfokus pada masalah itu. Apa yang membuat orang tuaku menjadi memiliki pola pikir seperti itu, Apakah dahulu mereka juga diperlakukan sama seperti itu oleh orang tuanya ?

Aku hanya berdoa semoga aku bisa berbakti kepada orang tuaku. Walaupun semakin lama hari mulai semakin senja. Seperti yang pernah aku lakukan dimasa lalu, Aku akan tetap berusaha dengan apa yang aku bisa dan yang aku miliki saat ini. Sekaligus dengan sisa – sisa semangat dan bakat non akademis yang aku miliki saat ini.


No comments:

Post a Comment