Saturday 24 February 2024

Terbangun Di Tengah Malam

Suasana gelap gulita dan hening mendukungku untuk tertidur dengan lelap. Tetapi ditengah keheningan tersebut sebuah mimpi aneh muncul. Sebuah mimpi yang membuat aku terbangun pada malam itu. Bukan mimpi buruk dan juga bukan mimpi basah.

Tetapi sebuah cuplikan memori dimasalalu dan cukup membuat hatiku terguncang dan berfikir. Hingga tidak sadar aku berkata sambil tersenyum tipis "Kenangan Yang Indah". Yah, Pada malam itu aku bermimpi tentang sebuah kenangan masa SMP.

Dimana pada masa itu beban yang harus aku pikul dipundakku belum banyak. Hal yang tersulit pada waktu itu adalah menghadapi ulangan matematika dan fisika lalu menyembunyikan hasil nilai buruk yang kudapatkan. 

Mimpi itu mengingatkan aku tentang bagaimana aku bersikap dan bergaul dengan teman – temanku pada masa itu. Begitu juga dengan rutinitas yang aku jalani, Mulai dari berangkat sekolah hingga pulang ke rumah.

Di rentang waktu tersebut, Tepatnya ketika bel tanda pulang sekolah berbunyi. Aku dan teman – temanku yang lain langsung menuju sebuah taman didekat sekolah untuk bermain sepak bola. Entah kenapa saat itu kau memiliki cita – cita yang sangat tinggi.

Bermimpilah Setinggi Langit

Bahkan bisa dibilang teramat tinggi, Yaitu menjadi pemain sepak bola professional yang bermain untuk Real Madrid. Ketika aku mengingatnya lagi, Aku menjadi tertawa pada diriku sendiri. Maklum saat itu aku belum banyak mengerti tentang kenyataan hidup.

Tapi Pelajaran yang bisa aku ambil saat ini adalah berani bekerja keras untuk mewujudkan Impian tersebut. Bila sudah menetapkan Impian yang jelas, Maka Bersiaplah bekerja keras untuk mimpi tersebut.

Setidaknya itulah kesimpulan yang bisa aku dapatkan setelah terbangun karna sebuah mimpi. Karena impianku terlampau liar, maka jangan mengeluh bila kesulitan yang kita hadapi juga teramat liar dan berat.

Posisi pemain yang aku inginkan pada saat itu adalah Striker atau gelandang sayap. Salah satu kelebihanku pada saat itu dalah memiliki lari yang cepat. Itulah kenapa aku menyukai posisi sayap, Entah itu kanan atau kiri.

Sambil menulis artikel ini, Aku juga teringat sebuah peristiwa konyol yang bila dipikirkan hari ini cukup membuatkan tertawa. Tetapi entah kenapa pada saat itu aku merasa ini bukanlah sebuah lelucon. Tetapi sesuatu yang akan menjadi kenyataan dikemudian hari.

Jadi ketika itu aku dan teman – teman ku yang lain dalam 1 angkatan dikumpulkan dalan sebuah ruangan besar. Disitu kita semua sedang dalam rangkaian acara perpisahan dan akan bersalam – salaman sebagai tanda perpisahan.

Disitu ada salah satu temanku yang sering bermain dengan ku ditaman dekat sekolah. Kebetulan dia sangat menyukai striker AC Milan yang Bernama Shevchenko. Saat bersalaman dengannya, dengan spontan aku berkata "aku akan menunggumu di San Siro".

Dalam pikiranku saat itu adalah aku dan dia akan sama – sama bermain sepak bola untuk tim elite eropa dan bermain Kembali dalam 1 lapangan di ajang Liga Champions. Jadi tidak heran bila waktu itu aku mengatakannya dengan sangat yakin dan serius.

Walaupun temanku saat itu tertawa mendengarnya, Tapi bagiku hal itu benar – benar akan menjadi kenyataan. Aku sangat yakin bahwa masing – masing dari kita akan menempuh jalan yang berbeda untuk mewujudkan Impian kita setelah perpisahan tersebut, Padahal faktanya tidaklah sesimpel itu.

Ada factor – factor luar yang tidak bisa kita kendalikan. Dan biasanya factor – factor itu akan mempengaruhi pola pikir sekaligus semangat kita dalam memperjuangkan sesuatu. Tetapi proses perjuangan itu benar – benar aku nikmati.

Masa – masa itu sudah berakhir, Saat ini kita memang harus lebih realistis dalam menentukan target yang akan kita capai. Mungkin saat itu aku bisa bertemu dengan teman – temanku sekaligus mengobrol hingga puas.

Tetapi sekarang, Pertemanan kita hanya sebatas saling berteman atau follow di social media. Sekaligus saling melihat apdetan story kita, Dan yang paling jauh adalah membalas storynya melalui DM. Tentu saja hal ini sangatlah wajar, Dan tidak ada yang perlu disalahkan.

Waktu terus berjalan dan masa – masa indah yang teramat manis itu sudah selesai. Intinya belajar dari kesalahan – kesalahan dimasa lalu, Terutama dalam pergaulan. Juju raku sangat menyesal karna seringkali aku bertingkah egois dan menyebalkan.

Akhir kata, Aku ingin mengucapkan “Terima kasih teman – teman SMP ku, atas kesabaran dan kesediannya mau berteman dengan seperti diriku”. Kenangan - kenangan yang indah waktu itu sangat berkesan bagiku, Sekali lagi terima kasih…