Jelas setelah gagal mewujudkan cita – cita ku sebagao seorang pemain sepak bola professional aku pun bingung. Yap, Aku bingung dengan kelanjutan dari hidupku. Sebenarnya aku harus menjadi apa ? Karena aku bukanlah orang yang mampu bersaing di bidang akademis. Tetapi sebagai gantinya aku bisa menjadi orang paling gesit dan cekatan disuatu kelompok.
Bisa dibilang Passion utamaku adalah menjadi seorang pemain sepak bola. Jadi ketika aku menyadari bahwa aku tidak bisa lagi mewujudkan cita – cita ku maka disitulah aku merasakan setengah dari hidupku. Tetapi passion tetaplah passion, Apapun yang aku lakukan pasti akan sangat berhubungan erat dengan passion.
Beruntunglah Orang Yang Bisa Menghasilkan Uang Dengan Passionnya |
Tetapi aku tetap bisa menikmati hidup ini dengan melakukan apa yang aku inginkan dan bersyukur dengan apa yang sudah aku dapat saat ini. Seperti memiliki tubuh yang sehat dan tetap bisa berolahraga sesuai dengan keinginanku. Rezeki yang cukup untuk makan serta rumah yang cukup nyaman untuk ditinggali.
Acara TV Itu Bernama Benteng Takeshi
Bagi kalian anak 90’an pasti sudah tidak asing lagi dengan acara Benteng Takeshi. Dimana para peserta harus melewati berbagai rintangan terlebih dahulu lalu berhadapan langsung dengan kaisar dan mengalahkanya. Tentu saja untuk melewati rintangan – rintangan tersebut dibutuhkan fisik yang prima serta kegesitan yang luar biasa.Dan ketika acara Benteng Takeshi hadir di Indonesia. Aku pun mendaftarkan diri untuk menjadi peserta diacara tersebut. dan ketika aku mengikuti acara Benteng Takeshi, Alhamdulillah aku berhasil melewati semua rintangan. Aku gagal ketika menghadapi rintangan yang mengharuskan peserta melewati banyak pintu sambil dikejar – kejar oleh 2 monster.
Disitu aku gagal dan kecemplung di kolam, sangat – sangat disayangkan. Padahal apabila aku berhasil melewati rintangan itu, Aku bisa menuju 5 sumur yang 2 diantaranya terdapat monster. Lalu menuju babak final untuk melawan sang kaisar. Memang sangat disayangkan tetapi aku tetap bangga, Karena dari sekitar 70 orang aku bisa bertahan hingga menyisakan sekitar 15 orang saja.
Nilai Terbaik Dalam Bidang Olahraga
Memang aku bukanlah orang yang bisa bersaing pada bidang akademik. Tetapi dalam hal olahraga aku bisa pastikan bahwa setikdaknya aku 10 besar dikelas. Sebagai bukti saat aku masih kelas 6 SD aku mendapatkan nilai kedua tertinggi dikelas. Lalu ketika SMP kelas 3 aku juga melakukan hal yang sama.Aku meraih nilai nomor 2 tertinggi dalam bidang olahraga. Dari sini jelas, bahwa sebenarnya aku memiliki kemampuan dalam bidang olahraga. Tetapi orang tuaku tidak pernah sedikitpun mengapresiasi prestasiku dalam bidang olahraga. Karena bagi orang tuaku yang terpenting adalah nilai – nilai akademis.
Entah Kenapa Ketika Olahraga Hati Ini Terasa Senang |
Apakah ada masalah dengan mesin mobilnya ? Atau hanya sekedar kehabisan bensin ?. jelas mendorong mobil yang mogok tanpa mengetahui alasan mobil itu mogok adalah sebuah kesalahan besar, Dan akan sangat membuang – buang tenaga. Tetapi orang tua ku lebih menyukai melakukan kesalahan tersebut tanpa sedikitpun ingin mengetahui alasan kenapa mobil itu mogok.
Mengingat Hal – Hal Absurd
Hal yang satu ini mungkin tidak ada kaitanya dengan pembahasan – pembahasan diatas. Tetapi hal ini sering sekali aku rasakan akhir – akhir ini. Apakah kalian pernah mengingat – ingat hal memalukan yang pernah dilakukan dimasa lalu ? Dan setelah mengingatnya kalian akan merasa malu sendiri ? Apabila pernah maka kita satu frekuensi.Ada banyak sekali hal – hal yang sangat memalukan dalam hidupku. Tetapi alhamdulillah Allah Ta’ala masih menutupi itu semua. Faktor utamanya adalah karena aku berteman dengan orang yang salah. Jadi aku lebih sering untuk mempedulikan omongan orang lain meskipun itu adalah hal yang tidak aku sukai.
Mengingat Masa - Masa Indah Dimasa Lalu |
Alhamdulilah, Sekarang Allah Ta’ala menjauhkan aku dari manusia – manusia TOXIC seperti itu. Dan saat ini aku sudah dikelilingi oleh orang – orang yang baik. Orang – orang yang selalu mengingatkan aku dalam urusan dunia dan akhirat. Wujud dari rasa syukurku kepada Allah Ta’ala adalah tetap menjaga silaturahmi dengan mereka.