Friday 3 March 2023

Sudah Deket Malah Jadi Sok Asik

Dalam artikelku kali ini aku akan menceritakan sedikit tentang tetanggaku yang bisa dibilang sok asik. Alhamdulillah saat ini aku sudah memiliki usaha warung, Dan otomatis pelangganku adalah tetanggaku sendiri. Maklum warungku ini ada didalam perumahan cluster, Jadi hanya orang – orang disekitarku saja yang membeli atau jajan di warungku.

Walaupun ada orang luar, Itu hanya orang yang sedang singgah atau ada urusan dilingkungan clusterku. Seperti tukang yang sedang merenovasi rumah tetanggaku atau tukang las yang sedang memperbaiki pagar rumah tetanggaku. Aku juga sangat bersyukur kepada Allah Ta’ala karna rezeki tetanggaku bagus – bagus dan tidak ada yang susah.

Sikap mereka juga cukup menenangkan hati dan pikiranku. Dan yang paling penting adalah warungku tidak diutangin oleh tetanggaku. Walaupun ada beberapa yang ngutang, Tetapi mereka akan membayar utangnya beberapa hari kemudian. Itulah sebabnya aku sangat bersyukur bisa tinggal di cluster bersama dengan mereka.

Ngopi Di Pagi Hari Tanpa Orang Sok Asik Adalah Kenikmatan Tersendiri

Tetapi diantara mereka ada pula segelintir orang yang membuatku kesal. Sebut saja orang ini adalah fulan dan fulanah, mereka adalah pasangan suami istri. Lokasi rumah mereka sebenarnya tidak terlalu jauh dari warungku. Sekitar 50 – 80 meteran lah dan bila jalan kaki maka waktu tempuhnya hanya 5 – 8 menit saja.

Bisa dibilang Fulan dan Fulanah ini adalah orang yang serba cukup. Tidak lebih dan tidak kurang, semuanya serba cukup bahkan lebih walaupun sedikit. Seperti biasa awalmula tinggal di cluster ini aku dekat dengan fulan, Aku mengobrol ngalor ngidul dan cocok dengannya. Tetapi lama kelamaan aku jadi jengkel dengannya.

Perasaan jengkel itu tidak muncul begitu saja, Tetapi ada pemicu yang membuatku menjadi merasa kesal. Jadi awalnya istri fulan, Yaitu Fulanah memesan beberapa barang diwarungku. Jelas itu bukanlah masalah, Dan terdengar normal. Fulanah berjalan dari rumahnya menuju warungku dengan berjalan kaki, Setelah itu membeli barang keperluannya dan Kembali ke rumah.

Ingin Rasanya Berenang Dilaut Tetapi Masih Belum Bisa

Lama kelamaan Fulanah tidak lagi datang ke warungku ketika akan membeli sebuah barang. Tetapi menggunakan aplikasi chat, Dan dichat tersebut dia memesan beberapa barang. Setelah selesai aku pun Langsung mengantarkan barang keinginannya ke rumahnya. Barulah Fulanah membayar barang – barang yang dipesannya kepadaku.

Cara ini berlangsung cukup sering dan tidak ada masalah. Aku juga senang mengantarkan barang tersebut karna Fulan dan Fulanah ini adalah pasangan yang sudah tua. Jadi wajar saja bila mereka keberatan untuk datang langsung ke warungku. Sampai sini jelas tidak ada masalah, Semua berjalan normal seperti penjual dan pembeli.

Masalah baru muncul ketika dia menawar beberapa barang yang aku jual. Awalnya aku menyetujuinya karna suaminya sudah tidak lagi bekerja. Tetapi lama kelamaan harga yang ditawarnya tidak masuk akal bagiku, Bahkan bisa dibilang harga yang ditawarnya tersebut hampir sama dengan harga yang dijual oleh agen.

Jelas aku tidak menyetujui harga tersebut, Karna keuntunganku tertalu tipis. Tetapi dia meresponya dengan cuek, Padahal barang tersebut sudah ada pada dirinya. Disini aku berfikir, Bila memang Fulanah ingin membelinya dengan harga agen maka silahkan beli barang itu di agen. Bagiku itu jauh lebih baik dibandingkan dia membeli barang itu di warungku.

Selain itu si Fulanah juga pernah memesan barang melalui chat dan minta diantarkan. Padahal barang yang dipesannya itu hanya senilai 5000 rupiah. Aku pun menolaknya dengan halus dengan berkata “Maaf, belanja minimal 10.000 ribu baru bisa aku anter ya bu”. Setelah itu dia pun langsung memesan barang tambahan, Walaupun dengan berhutang.

Semoga Kita Dijauhi Dari Orang - Orang Yang Tidak Menyenangkan

Ditambah lagi suaminya si Fulan yang entah kenapa aku merasa kalau dia ini jadi sok asik denganku. Seperti memarkir motor didalam pekarangan rumahku ketika akan membeli sesuatu ke warungku. Awalnya tidak masalah dengan hal tersebut, Karna aku berfikir mungkin dia merasa kepanasan. Tetapi lama kelamaan aku merasa dia ini sok asik.

Sikap suami istri yang menjengkelkan ini membuatku harus menjaga jarak dengan mereka. Sebenarnya aku bukanlah orang yang baperan, Tetapi sikap mereka lama kelamaan membuatku berfikir bahwa mereka akan menyepelekan aku dikemudian hari. Karna yang terpenting bagi mereka adalah keperluan mereka terpenuhi dengan warungku.

Akhirnya aku pun terpaksa mengambil langkah antisipasi dengan cara tidak lagi membeli air gallon dengannya, hingga mereka membayar hutangnya padaku. Karna faktanya, Aku membeli air gallon padanya karna aku berfikir bahwa dia sangat membutuhkan uang. Padahal di cluster ini ada beberapa orang yang menjual air gallon.

Kualitas pelayanannya juga jauh lebih baik dibandingkan fullan dan fulanah. Mereka lebih responsive ketika ada orang yang memesan air galonnya. Bagiku tidak masalah kehilangan pelanggan seperti dirinya, Karna untungnya tidak seberapa tetapi makan hatinya benar – benar berasa. Alhamdulillah, Aku masih memiliki banyak tetangga yang enak dan mau belanja di tempatku.