Friday 22 January 2021

Kenangan Buruk Itu Muncul Lagi Pagi Ini

Dipagi hari yang matahari saja masih terlihat malu – malu dan udara yang masih segar ini, Entah kenapa aku malah mengingat sesuatu yang tidak enak untuk diingat. Sebuah kenangan yang membangkitkan emosi dan amarah. Setan – setanpun membisiki ku hal – hal yang buruk ketika kenangan itu muncul diingatanku.

Sebenarnya ini adalah kisah yang sudah sangat lama terjadi. Tepatnya ketika aku masih duduk dibangku SD hingga SMP. Saat masih SD aku memang tidak menonjol, bahkan bisa dibilang tidak masuk dalam hitungan. Aku hanya sebagai pelengkap, Jadi ada atau tidaknya diriku tidak akan menjadi masalah.

Tetapi aku tetap bersyukur karena faktanya aku masih bisa bersekolah tanpa harus memikirkan bayaran sekolah. Aku sekolah di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Sekolah itu tergolong sekolah kelas atas, Karena mayoritas siswanya diisi oleh anak orang kaya. Hanya beberapa diantara mereka yang dari latar belakang orang biasa.

Kenangan Itu Muncul Bagai Singa Yang Menerkam Mangsa


Dan aku merupakan salah satu orang dari latar belakang biasa yang bisa bersekolah disitu. Jadi wajar apabila aku sering kali diabaikan oleh mereka. Terkadang aku tidak terlalu nyambung dengan apa yang mereka bicarakan. Apalagi ketika mereka sedang membicarakan tentang sebuah Game dari salah satu console game.

Jelas aku tidak mengerti dengan obrolan mereka, Karena orang tuaku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli console game tersebut. Lalu contoh lainnya adalah ketika mereka membicarakan masalah mengisi waktu liburan sekolah. Mereka mengisi waktu liburan ke tempat – tempat yang menurutku sangat mewah.

Lagi – lagi aku tidak nyambung dengan apa yang mereka bicarakan ketika membahas tentang waktu liburan yang mereka habiskan. Tak jarang aku hanya diam dan mendengarkan salah satu temanku bicara. Aku sudah meminta orang tuaku untuk membelikan aku console game atau mungkin sekedar pergi kesuatu tempat.

Tapi saat itu kondisi ekonomi orang tuaku tidak memungkinkan diriku untuk memenuhi keinginanku. Hal inilah yang membuatku menjadi seorang pendiam dan pemalu ketika disekolah. Padahal aku jelas bukanlah orang yang seperti ini. Aku memilih untuk menjadi pendiam karena aku malu dengan cerita – cerita yang aku punya.

Aku berangkat sekolah naik bus umum sementara mereka naik mobil pribadi lengkap dengan supirnya. Jelas pendiamku disini lebih disebabkan oleh rasa minder terhadap teman – temanku. Tetapi aku masih bersyukur karena bisa merasakan bangku sekolah. Hal ini terus menerus aku rasakan dari SD sampai dengan SMP.

Menahan Semua Itu Sekuat Mungkin


Tidak hanya disekolah, Penderitaanku ketika masih kecil juga aku rasakan ketika berada dirumah. Aku lebih banyak dipaksa orang tuaku untuk mengerti pelajaran ini dan itu. Aku berusaha semampuku untuk mengerti semua pelajaran itu, Tetapi sekeras apapun aku belajar hasilnya akan selalu sama.

Dan yang paling menyakitkan adalah ketika mendengar suara teman – teman sebayaku yang sedang tertawa menikmati permainan. Sementara aku tidak bisa ikut bermain bersama mereka, Karena aku harus belajar dan mengerti semua pelajaran yang perintahkan orang tua. Menyedihkan sekali, Masa – masa kecilku saat itu.

Memori ini terus menerus terkenang diingatanku. Dan setiap kenangan itu muncul, Emosiku seperti tidak terkendali. Lalu aku bingung harus berbuat apa, Satu – satunya hal yang bisa aku lakukan saat ini adalah menulis di blog yang sederhana ini. Alhamdulillah, Setelah menulis ini semua emosiku menjadi lebih tenang. Terima Kasih buat kalian yang sudah bersedia membaca.

No comments:

Post a Comment